MENGAPA KITA PERLU KIRIM AL-FATIHAH UNTUH GURU SEBELUM MEMBACA KITAB?

MENGAPA

KITA PERLU KIRIM AL-FATIHAH

UNTUH GURU

SEBELUM MEMBACA KITAB?

 

Syaikh Abdul Hadi Naja Al-Abyari, dalam kitabnya Al-Fawakih Al-Najawiyyah fi Al-Multaqat Al-Najawiyyah, berkata:

"Aku menjumpai para guruku, ketika hendak membaca kitab, mereka terlebih dahulu membaca surah Al-Fatihah yang mereka tujukan untuk guru-guru mereka.

Awalnya, aku mengira bahwa mereka melakukan hal tersebut semata-mata sebagai bentuk kebaktian kepada guru mereka yang telah wafat, dan sebagai ungkapan balas budi atas ilmu serta didikan yang telah diberikan.

Aku tidak menyangka bahwa di balik amalan itu ternyata terdapat rahasia (sirr) lain.

"Sampai suatu ketika, aku melihat di kitabnya Imam Al Fakhru Al Rozi, ketika menafsirkan ayat Al-Quran:

 

"Dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman bagi jiwa mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Taubah: 103)

"Ternyata ada rahasia yang sangat dalam dari apa yang dilakukan para guruku itu."

"Bahwa ruh-ruh/jiwa-jiwa manusia itu jika bersifat dengan ilmu dan akhlak yang luhur, maka akan menjadi kuat dan ikatan yang kuat itu akan terjalin satu sama lain (seperti antara santri dan guru) sehingga cahaya satu sama lain itu bisa terpantulkan sebagaimana cermin terang yang menghadap pada benda lain."

"Ketika seseorang (santri) membaca surah Al Fatihah untuk gurunya dan mendoakan gurunya agar mendapatkan rahmat dan rida Allah, misalnya, kemudian melanjutkan membaca kitab, maka ta'alluq (hubungan) antara ruhnya dan ruh gurunya menjadi kuat, sehingga dia akan mendapatkan percikan nur/ cahaya gurunya, spirit dan jejak-jejak perilaku mulia gurunya.

Dan cahaya jiwa gurunya akan melimpah kepadanya, sehingga berkat limpahan cahaya tersebut jiwanya santri bertambah kuat untuk memahami dan memperoleh pengetahuan dan ilmu."

"Begitu juga, ketika santri membaca surah Al Fatihah untuk pemimpin para nabi dan rasul, Nabi Muhammad SAW."

 

Sumber: Pondok Pesantren Besuk

(Syaikh Abdul Hadi Naja Al-Abyari, Al-Fawakih Al-Najawiyyah Fi Al-Multaqot Al-Najawiyyah, him. 3-4, cet. Mathba'ah Al-Wathon, 1300 H.)

 

Sekian artikel yang bisa kami tulis, saran dan masukannya

bisa di tulis di bawah?

 

Tags :  

Komentar